JustPaste.it

Rangkuman Astronomi Advance 6 Desember 2021

 Galaksi Bimasakti (Bagian Kedua) 

Senin, 6 Desember 2021

Klik untuk plot kelas


  • "Minggu kemarin belajar apa saja? Masih ingat?"
    • "A Milky Way as well as a black hole, discusses how our galaxy is not sucked into a black hole." - 4021.
  • "Jadi, bagaimana penjelasannya kenapa sisi Bima Sakti tidak tersedot ke dalam lubang hitam di pusatnya?"
    • "Karena gravitasi yang dimiliki lubang hitam tersebut tidak terlalu kuat untuk menyedot seluruh galaksi bima sakti." - 6016.
    • "Karena daya tariknya tidak sepadan dengan massa seisi galaksi" - 6014.
    • "The black hole is very large, but it's not that big large to the Milky Way and its power is still not comparable to the entire Milky Way whose mass reaches 200 billion times the Sun. And also the distance between the stars are quite far apart." - 4021.

 

Sejak abad ke-17 Masehi, galaksi sudah menjadi objek yang diteliti oleh Galileo Galilei. Saat sedang mengamati, beliau menemukan jalur-jalur putih melalui teleskop. Saat itu beliau berasumsi bahwa jalur tersebut merupakan kumpulan bintang yang sangat banyak.

 

Kemudian pada pertengahan abad ke-18, Thomas Wright dan Immanuel Kant, yang juga mengamati jalur itu mengemukakan pendapat bahwa: kumpulan bintang di sana membuat jalur membentuk piringan, dimana matahari terletak ditengah-tengahnya. 

 

  • "Padahal—minggu kemarin sudah kita bahas, bahwa Matahari bukanlah pusat dari Bima Sakti. Melainkan ada di... Bagian mana?"
    • "Di tepi bagian dalam salah satu konsentrasi partikel gas dan debu yang berbentuk spiral." - 6021.
    • "Salah satu lengan galaksi Bima sakti?" - 5036.
    • "The black hole is very large, but it's not that big large to the Milky Way and its power is still not comparable to the entire Milky Way whose mass reaches 200 billion times the Sun. And also the distance between the stars are quite far apart." - 4021.

Nah, pendapat dari Wright dan Kant tentu membuat banyak ilmuwan semakin penasaran, dan terus mencoba mengembangkan penelitian. William Herschel, pada akhir abad ke-18, membuat teleskop besar yang berhasil mengamati jalur bintang-bintang tersebut lebih baik. Dari situlah akhirnya mereka bisa menentukan bagaimana bentuk dari Bima Sakti, dan bagaimana letak Matahari serta tata surya di dalam Bima Sakti.

 

Pada masa itu pula, sempat dibuat katalog benda-benda langit yang melalui teleskop tampak berbentuk kabut, Nebula. William Parsons pada pertengahan abad ke-19 mengamati galaksi dengan teleskop yang lebih canggih. Hasil dari pengamatannya adalah bahwa, diduga nebula-nebula dari katalog Herschel berputar pada sumbu dalam bentuk spiral.

 

Baru pada abad ke-20, Jacobus C. Kaptyen, melakukan telaah bintang-bintang berdasarkan potret daerah langit. Dari sini jelas hasil pengamatan sudah jauh lebih kuat. Menurut Kaptyen, galaksi merupakan kumpulan bintang dengan bentuk bola padat, yang ukurannya jauh lebih besar dari perkiraan Herschel. Dan matahari terletak di dekat pusat galaksi. Hipotesa Kaptyen tentunya ditentang oleh Harlow Shapley. Karena berdasarkan pengamatan Shapley tentang distribusi gugus-gugus bintang, beliau mendapati bahwa gugus-gugus bintang cenderung memusat ke bagian galaksi di rasi Saggitarius, bukan di sekitar Matahari. 

 

Perdebatan antar ilmuwan dan astronom pun akhirnya terselesaikan setelah ada telaah baru, hasil dari penelitian Edwin Hubble-Bertil Lindblad-Jan H. Oort, dkk. Diperoleh kesepakatan bahwa bentuk galaksi Bima Sakti adalah spiral. Dan kira-kira sama dengan yang dijabarkan oleh Shapley mengenai pusatnya dan letak Matahari.

    •  

 

EDIT DI SINI


© Francis Icarus Gaunt (@cruxnacht - 2010) on 8 November 2021