JustPaste.it

KELUARGA WIDJONARKO

 

20220201_215121.jpg

 

 

Darvino Azka Widjonarko lahir dari keluarga berada berlatar belakang politik turun temurun. Ayahnya Abimanyu Putra Widjonarko adalah seorang mentri pertahanan, putra sulung dari Dharma Widjonarko dan Ayu Endang Chandrawati dari tiga bersaudara. Azka merupakan sulung dari tiga bersaudara. Ia sangat menyayangi adik-adiknya.

 

Keluarganya memegang pendirian disiplin dan mandiri. Dharma tidak pernah memaksakan garis keturunannya untuk mengikutinya dalam jejak perpolitikan. Begitupula dengan Abimanyu. Meskipun begitu, Abimanyu menyarankan Azka untuk menjadi TNI AD atau setidaknya aparat kepolisian. 

 

Azka merasa kedua profesi tersebut sangat tidak cocok untuknya, maka dari itu, Azka memilih untuk menjadi seorang guru. Memilih bidang olahraga karena ia sangat menyukai olahraga sejak kecil. Memiliki nilai akademik yang bagus membuatnya mudah mendapatkan pekerjaan di sekolah negeri. Ia berhasil mendaftar sebagai guru olahraga di SMP Negeri 8 Jakarta. Selain itu Azka merintis karir dalam bidang kuliner, ia membuka sebuah western food restoran di daerah Menteng.

 

Sama seperti Abimanyu, Dalila Sena Garwita, ibunya, sangat mendukung karir Azka sebagai seorang guru. Ia tidak pernah menuntut banyak selain meminta Azka untuk segera menikah. Mengingat usia putra sulung Abimanyu itu telah memasuki usia dewasa, matang untuk berumah tangga menurut Dalila. 

 

Azka cukup tertekan dengan tingkah Dalila yang terus menjodohkan dirinya dengan anak-anak dari teman Dalila atau anak-anak dari rekan bisnis Abimanyu. 

 

Desakan menikah tidak hanya datang dari sang ibunda, Dharma dan Ayu, Kakek dan Neneknya juga mendukung ide-ide gila sang ibu tentang perjodohan atau kencan buta. 

 

Desaka demi desakan membuat Darvino Azka Widjonarko merasa lelah. 

 

Suatu hari tanpa sengaja Azka terjerumus dalam dosa nikmat yang membuatnya susah lepas setelah menghadiri pesta bujang salah satu teman sekolahnya dulu.

 

Saat itu Azka minum terlalu banyak alkohol sehingga membuatnya mabuk dan kehilangan setengah kesadarannya. Ketika terbangun keesokan harinya, ia mendapati dirinya berada di sebuah kamar asing dengan tubuh tanpa sehelai benangpun bersama seorang dalam kondisi sama polos seperti dirinya, tidur bersamanya. Shock. Ia kehilangan kata kala itu, tertekan dan denying. Tidak percaya bahwa dirinya tidur dengan seorang asing⸻ seorang pria. 

 

Ia pikir semua hanya mimpi, menyakini bahwa tidak terjadi apapun diantara mereka. Terlebih saat si pria asing pun tak mengingat apapun. 

 

Hingga sekelebat bayangan malam panas yang ia lalui terus terlintas, berkecamuk dalam dirinya. Ada segelintir perasaan aneh setiap adegan panas itu terlintas, membuat perutnya bergelenyar, merespon dengan tidak seharusnya. 

 

Rasa penasarannya semakin besar. Azka kembali mencari pria asing itu. Setelah berbincang banyak, rasa penasaran membuatnya semakin kalut tak menentu. Sampai akhirnya ia memutuskan untuk mangajak pria asing tersebut tidur dengannya. 

 

Awalnya terasa aneh, ketika tubuhnya disentuh, bibirnya dikecup, rasa geli dan jijik itu berubah menjadi nikmat yang membuatnya candu. 

 

Sejak saat itulah Azka sering bermain dengan 'pria' bergonta-ganti teman tidur. Namun tetap menjaga kesehatan, keselamatan dan nama baik. Rahasia besar itu masih ia simpan rapat. 

 

Menikah semakin menjadi momok karena ia harus meninggalkan kehidupan menyimpangnya itu. Azka belum siap, ia masih ingin hidup bebas dan lepas. 

 

Sampai kapan akan bertahan? Apakah ia yakin rahasianya aman? Bagaimana respon keluarga besarnya jika sampai mengetahui hal tersebut. Azka sering memikirkan semua pertanyaan itu. Namun sampai sekarang belum menemukan jawaban apapun.