JustPaste.it

Cerita Dewasa Sange Sampai Ngewe di Toilet Sekolah

ceritadewasasangengeweditoiletsekolah.jpg

Cerita dewasa Di saat itu saya masih duduk di SMA kelas II, sempat terjadi insiden yang paling mengasyikan dan lebih bagus ini gak boleh diikuti. Di saat di SMP, saya terhitung anak yang cukup nakal dan sekolahku itu juga adalah sekolah yang banyak menyimpan beberapa anakanak nakal, hingga tiada kusadari aku juga dapat di katakan cukup bertambah banyak nakalnya dari bagusnya.

Waktu itu ada seseorang rekan sekelasku yang memiliki nama Ika. Ika benar-benar cewek yang sangat dekat dengan cowok dan tersohor sangat bandel pula nakal. Sering temanteman juga mengaitkan jika ia cewek binal, sebab ia berpembawaan rada seronok dibanding kawan-kawannya, adalah dengan pakaian sekolah yang tak ditempatkan ke, tapi cuman diikat antara ujung kain dan memakai rok yang paling kurang dan pendek, adalah satu telapak tangan dari lutut. Ika seseorang gadis yang cukup manis dengan beberapa ciri tinggi yang di saat itu kurang lebih 160 cm, berat tubuh 45 kg dengan kulit putih dan wujud paras yang oval. Ika punya rambut sebahu, hitam tebal, dasarnya oke mempunyai tuch kekasih. 

Selesai bel kelas keluarkan bunyi yang tanda-tandanya masuk belajar, seluruh siswamurid masuk ke kelas. Namun anehnya, empat anak yang terbagi dalam 3 cowok dan 1 cewek tersebut masih mengobrol di luar kelas yang tempatnya tak jauh dari WC, dan kayaknya terjadi kesepatan di antara mereka. Selesai pelajaran ke-2  tuntas, temanteman cowok yang bertiga itu minta izin keluar buat ke WC terhadap guruku yang mengajarkan di pelajaran ke-3 , hingga membuatku syak wasangka.
Di hatiku saya ajukan pertanyaan, "Apa yang bisa mereka lakukan..?"

Sesaat sesudah temanteman cowok minta izin ke WC barusan, malahan Ika juga minta izin terhadap guru yang kebenaran guru pelajaran Bahasa Indonesia yang cukup boring. Rasa penasaranku semakin lebih dan temantemanku ada juga yang bertanyatanya terkait apa yang bisa mereka lakukan di WC. Sebab saya tidak bisa mencegah rasa penasaranku, selanjutnya aku juga minta izin buat ke WC dengan argumen yang tentu. Saat sebelum hingga di WC kusaksikan temanteman cowok kelasku yang bertiga itu nampaknya sedang tunggu satu orang. Tidak lama setalah itu nampak Ika ke arah tempat temanteman cowok itu dan mereka berbarengan masuk ke kamar WC secara berbarengan.

Rasa penasaranku mulai makin bertambah, hingga saya dekati kamar WC yang mereka memasuk. Kedengar nada kekacauan seperti perebutan persaingan makanan di ruang itu. Selanjutnya saya masuk ke kamar WC, secara perlahanlahan kubuka pintu kamar WC yang bersampingan dengan kamar WC yang mereka memasuk, hingga omongan dan tingkah laku mereka bisa kedengar secara jelas olehku.
"Hai Tun, Sep, siapa yang bisa lebih dulu..?" bertanya Iwan terhadap mereka.
Dijawab dengan serempak dari mulut Ika seseorang cewek, ia menjawab dengan suara menentang, "Mari.., siapa yang bisa lebih dulu. Saya dapat kok kalaulah kalian langsung bertiga..!"
Saya bertanya, apa sich yang mereka perundingkan, sampaisampai sama-sama menunjuk dan menentang semacam itu. Namun saya selalu termenung membisu sembari memerhatikan kembali, apa yang bisa terjadi.

Selanjutnya, tidak lama setalah itu Asep menjawab dengan suara enteng, "Yah sudah, kalaupun demikian Kita bertiga barengbareng ajah. Agar ramai..!" ujarnya.
Langsung disongsong perkataan Asep itu oleh Ika, "Mari cepatan..! Kelak terburu pulang sekolah."
Dan selanjutnya Utun juga berujar, "Mari Kita awali..!"
Selanjutnya tidak ada nada omongan mereka kembali, namun kedengar nada reslueting yang kayaknya dibuka namun juga nada orang buka pakaian.

Tidak lama setalah itu kedengar nada gembira mereka bertiga dengan perkataan bertanya di Ika, "Hey Ka.., Siapa sich yang terbesar alat kelamin Kami bertiga ini..?"
Ika juga menjawab dengan suara malumalu, "Kayanya sich Utun yang sangat besar, hitam kembali." dengan sedikit suara menilai dan langsung dijawab oleh Utun, "Hey Ka..! Cepatan membuka tuch pakaian Kamu, agar cepat asyik sang Joni, Kita nih tak kuat kembali..!"

Selesai kedengar Ika buka busananya, tidak lama setalah itu kedengar nada temanteman cowok bertiga, Utun, Asep, Iwan dengan suara garang, "Wauw.., betulbenar bodi Kamu Ka, kaya putri turun dari langit..!"
Tidak lama setalah itu Asep ajukan pertanyaan di Ika, "Ka.., kalaupun Saya bisa tak meraba buah dadamu ini yang laksana mangkok mie ini Ka..?"
Ika juga menjawab dengan suara ringan, "Yah berlaga saja, yang perlu gak boleh dirusak ajah..!"
Utun juga kayaknya tak ingin kalah dari Asep, ia juga ajukan pertanyaan, "Ka.., Saya bolehkan masukkan alat kelaminku ke lubang gua rawamu ini kan Ka..?" sembari meraba-raba alat kelamin Ika.
Ika juga menjawab dengan suara mendorong, sebab alat kelaminnya kayaknya sedang disentuh-raba oleh Utun, "Aahh.. uhh.. bisa Tun.. asal tidak gahar yah tun..!"
Dan paling akhir kedengar nada Iwan yang gak pengen kalah pula, "Ka.., Saya bisa kan menciumimu dimulai dari bibir sampai lehermu Ka.., bisa kan..?"
Ika menjawab dengan suara seperti kesakitan, "Awww.. Uuuhh.. iyaiya, bisa dech seluruhnya..!"

Suarasuara itu kedengar olehku dari sisi kamar WC yang mereka isi, yang beberapa suarasuara itu bikin saya risi mendengarkannya, seperti, "Aaahh.. eehh.. aawww.. eheh.. owwoowww.. enak..!"
Dan tidak lama setalah itu kedengar nada Ika, "Kalian gak boleh terlampau hasrat donk..!" kata Ika terhadap temanteman cowok itu, "Sebab Saya kan sendirian.., sementara itu Kalian bertiga tak seimbang donk..!"
Namun mereka bertiga tak menjawab perkataan Ika itu, dan selanjutnya kedengar nada jeritan kesakitan yang cukup keras dari Ika, "Aaawww.., sakit..!"

 

 

Ika lalu meneruskan dengan perkataan, "Aduh Tun.., Kamu sudah memperoleh keperawanan Saya..!"
Dijawab dalam sekejap oleh Utun, "Bagaimana Ka..? Hebatkan Saya."
Selanjutnya Utun juga mendesah seperti kesakitan, "Beradu.. aduh.., kayanya alat kelaminku lecet dech dan dapat keluarkan cairan penyubur." ucap-ucapannya diperuntukkan terhadap temantemannya.
Tidak lama setalah itu Iwan ajukan pertanyaan terhadap Ika, "Ka saya suntuk hanya menyiumi Kamu saja Ka.., Saya kan ingin pula kaya Utun..!"
Iwan langsung tukar status, yang anehnya status Iwan tak seperti sama yang dilaksanakan Utun, adalah masukkan alat kelaminnya ke lubang pembuangan (anus) dari belakang, hingga Ika tidak lama setalah itu menjerit ke-2  kalinya.

"Aaawww.. Iiihh.. perih tahu Wan..! Kamu sich salah lajur..!" rintih Ika mencegah sakit.
Namun kayaknya Iwan tak mengindahkan perkataan Ika, dan terus Iwan usaha ingin seperti Utun, hingga alat kelaminnya menggapai klimaks dan keluarkan cairan penyejuk hati. Cuman berjalan sesaat, Iwan juga menjerit kesakitan dan alat kelaminnya juga dikeluarkan dari lubang pembuangan dengan menyampaikan, "Aaahh.., uuhh.., uuhh.., enaak Ka, terimakasih. Kamu top..!"
Asep yang setia cuman meraba-raba payudara Ika dan sesekali menggigit payudara Ika. Namun rupanya selanjutnya Asep suntuk dan ingin seperti ke-2  temannya yang keluarkan cairan penyubur itu sembari bercakap, "Ka.., Saya pula pengen kaya mereka donk, mari Ka..! Kita permainkan.."

Ika menjawab dengan suara lemas, "Aduh Sep..! Kayanya Saya sudah penat Sep, sorry yah Sep..!"
Selanjutnya Asep dongkol di Ika dan langsung Asep tarik tangan Ika terhadap alat kelaminnya dengan memberikan alat kelaminnya.
"Ka.., dasarnya Saya tak mo tahu.., Saya pinggin kaya mereka berdua..!"
Ika menjawab dengan suara lemas, "Aduh Sep.., bagaimana yah, Saya sungguh-sungguh lemas Sep..!"
Saya selalu termenung di kamar WC itu.

Ada kurang lebih 45 menit bersambung, dan aku juga berpikiran apa kemungkinan mereka melakukan perbuatan oral sex sebab masih duduk di SMP. Perihal ini menggerakkan rasa ingin tahu itu buat menyaksikan apa yang sesungguhnya terjadi. Selanjutnya saya bisa menyaksikan mereka di atas, sebab kamar WC di sekolahku di saat itu tembok pembaginya belum tertutup s/d atas langit, hingga saya bisa menyaksikan mereka berempat. Sebab dongkol karena Asep tak disanggupi permohonannya, selanjutnya Asep menarik kepala Ika di depan alat kelaminnya yang telah menegang itu. Cerita dewasa

Asep bercakap dengan suara mengintimidasi terhadap Ika, "Mari Ka..! Bila getho kelomohi alat kelaminku sampai Saya rasakan nikmatnya seperti mereka..!"
Selesai usaha memanjat buat menyaksikan adgean langsung, saya bisa menyaksikan secara jelas. Ika seseorang cewek langsung lakukan apa yang diperintah oleh Asep, sementara itu temannya yang berdua kembali, Utun dan Iwan duduk di lantai, tergelimpang mencegah rasa nikmat bersatu sakit yang mereka alami itu.

Tak berjalan lama, Asep bercakap terhadap Ika, "Ka.., Ka.., Ka.., ahh.. aah.. awas Ka..! Saya dapat kirim cairan penyuburku yang top ini..!"
Kusaksikan Ika langsung menyopotkan alat kelamin Asep dari mulutnya, dan nampak raut paras Ika yang sayu dan sendu bersatu senang sebab mendapat uang dan bersusah-hati sebab keperawanannya telah lenyap oleh mereka bertiga. Dasar Asep sedang dongkol, Asep menyemprot cairan penyuburnya terhadap Ika dan ke-2  temannya dengan mendesis kesakitan lebih dulu.
"Aaahh.., uuhh.., Awas cairan penyuburku ini diterima yah..!" kata Asep sembari tangannya selalu mengocakkan penisnya.
Kusaksikan Asep menyempotkan cairan penyubur itu dari alat kelaminnya secara kasar.

Selesai ada 15 menit sesudah Asep keluarkan cairan penyuburnya, kusaksikan mereka lekas memakai pakaian kembali selesai mereka menyopotkan bajubaju mereka hingga tak tinggal satu helai kain juga. Saat sebelum mereka keluar, aku terus cepat keluar kamar mandi itu secara perlahanlahan biar tidak ada oleh mereka. Lalu saya ke arah kelas yang udah mengawali pelajarannya dari barusan. Cuman berlalu beberapa waktu, mereka masuk ke kelas seorangseorang biar tak tepergok oleh guru kami.

Hari itu tak berasa lama hingga bel keluar sekolah keluarkan bunyi. Kusaksikan mereka bertiga rekan cowokku, Asep, Iwan, Utun sedikit penat, seperti kekurangan napas dan anehnya mereka jalan seperti kekurangan tenaga.
Sebab saya sukai main-main ke kawan, aku terus ajukan pertanyaan terhadap mereka bertiga, "Hey Kalian kayanya di lemas sekali. Habis ngebuat su.., sumur yah..?"
Langsung dijawab dengan ringan oleh perwakilan mereka bertiga, adalah Asep, "Iya Bie, nikmat tahu bila ngegali sumur itu dengan marakrame..!"
"Ohh getho yah..?" jawabku dengan tersenyum sebab tahu sesuatu apa yang mereka lakukan barusan.

Tak jauh dari tempatku berdiri, kusaksikan Ika jalan sendirian dengan menggenggam tas kantongnya yang setiap hari tasnya selalu di atas bahunya. Saat ini cuman dibawa melalui cara dijingjing olehnya.
Langsung saya panggilnya, "Ka.., Ika.. Ka.. nanti..!"
Ika menjawab dengan suara lemas, "Ada apakah Bie..?"
Sebab saya pula ingin main-main kepadanya, kulangsung ajukan pertanyaan, "Ka.., kayanya Kamu kecapean. Habis ketembak peluru nyasar yang membantaimu, ya Ka..?"
Ika juga menjawab dengan suara dongkol, kemungkinan sampai tersindir, "Yah.. Bie.., bukan peluru nyasar, namun burung gagak yang nyasar menyerbu sarang tawon dan goa Hiro, tahu..!"
Dengar suaranya yang tersinggung, aku terus memohon maaf terhadap Ika.

"Ka.., maaf. Kok getho saja dikira serius, maaf yah Ka..?" kataku menyantaikannya sembari tersenyum berteman.
Sebab saya ingin tahu, aku terus menyerempetmenyerempet biar terpojok.
"Ka.., bisa tak Ka, Saya coba masuk ke goa Hiro itu..? Kayanya sich asyik.. dapat terbang kaya burung..!" pintaku sembari ketawa perlahan.
Sebab Ika telah dongkol dan penat, Ika menjawab, "Apa sich Kamu Bie..? Kamu pengen goa Saya, kelak donk antre.., ada banyak burung yang pengen masuk ke goaku, tahu..!"
Dan selanjutnya saya ketawa dengan rasa suka. Cerita dewasa