JustPaste.it

Lolosnya COVID-19 ke Indonesia

COVID-19 merupakan macam virus baru yang pertama kali ditemukan dalam Kota Wuhan, Cina pada Desember 2019. Update korban virus corona Indonesia pertama disampaikan pada gugur 2 Maret 2020 oleh Presiden Joko Widodo. Pernyataan Ketua Joko Widodo itu dua orang eksplisit terinfeksi COVID-19 yang berdomisili di Depok. Kenapa COVID-19 bisa lolos ke Indonesia? Dapat dibilang tata acara pemerintah untuk menangkal COVID-19 masuk ke Indonesia terkesan tergerai.

Kita ambil contoh penanganan COVID-19 di Hongkong yang memberlakukan aturan yang cukup ketat untuk menguji penyebaran virus itu. Pihak Bandara Internasional Hongkong melakukan ratifikasi wajib bagi semua pendatang dari bervariasi negara. Para pengembara harus melewati thermo gun dan thermal scanner, memakai perisai, serta akan diberikan buku panduan jejak penanganan COVID-19. Kecuali itu, pihak imbalan setiap dua jam sekali akan merandau desinfektan di setiap sudut ruangan. Tombol pada lift juga pegangan eskalator pula dibersihkan lebih kerap daripada biasanya.

Sedarah dengan di Hongkong, Bandara Internasional Ambang Lumpur menerapkan pengamatan yang ketat untuk pencegahan penyebaran COVID-19. Thermo gun serta Thermal scanner sudah disiapkan oleh pihak bandara bagi getah perca pendatang. Para penumpang yang datang daripada negara terjangkit COVID-19 juga akan jadi brosur untuk menggunakan masker selama 14 hari di lapangan publik.
f5321407d1325a50e827d9a08ed968f5.jpg

Kedua suri di atas adalah upaya yang sedang ampuh untuk mengantisipasi penyebaran COVID-19 karena jika terdapat penumpang yang terindikasi terpapar virus tersebut bakal diberi perlakuan spesial atau pun dipulangkan ke negaranya masing-masing.

Sultranow banyak wisatawan yang masuk ke wilayah Nusantara melalui 32 bandara internasional hingga hari Januari 2020 sekitar 796. 934 orang2. Namun tidak ada pengamatan yang ketat yang diberlakukan pihak bandar udara untuk mengantisipasi persebaran COVID-19 ini. Lantas sistem “kartu kuning” yang disediakan untuk penumpang jika ditemukan gejala sakit di dalam 14 hari mula-mula namun malah untuk pulang oleh para penumpang. Lalu gimana mendeteksi penumpang yang mempunyai gejala terinfeksi? Kemudian ditemukannya keaslian masuknya warga semesta Tiongkok ke Indonesia pada 6 & 8 Februari 2020 padahal per 5 Februari pemerintah telah melarang masuknya penerbangan asal Tiongkok di Indonesia. Sehingga, lemahnya pengawasan di bandar udara ini merupakan satu diantara indikasi penyebab masuknya virus tersebut di Indonesia.

Setelah adanya update korban corona Indonesia yang dinyatakan positif terinfeksi di 2 Maret 2020 lalu, pihak bandara barulah memberlakukan pengamatan ketat. Hal ini terkesan terlambat, mengingat setelahnya malah berlangsung peningkatan kasus penyebaran COVID-19 di Indonesia.

Hingga tanggal 20 Maret 2020 jumlahnya pasien yang terjangkit COVID-19 terus timbul dengan cepat. Update korban corona Nusantara hingga saat ini telah berjumlah 34 orang, dengan 1 orang pasien dinyatakan meninggal dan dua yang lain dinyatakan sembuh.