JustPaste.it

Demi Keamanan, Catat Beberapa Antisipasi Perubahan Iklim Selama Umroh

Kota tanah suci sebagai pusat aktivitas ibadah umrah dan haji, punya iklim gurun sebagaimana kawasan lain di Arab Saudi. Temperatur yang berubah drastis antara siang dan malam, menjadi salah satu ciri utama iklim ini.

Di negara hal yang demikian, suhu udara juga dapat jauh berbeda antara musim panas dan musim dingin. Pun salju tercatat sempat juga beberapa kali menyambangi tempat ini. Segala dilema cuaca dan temperatur udara ini tidak jarang bikin kaget jemaah umrah dan haji asal Indonesia.

Pada siang hari, suhu rata-rata di negara itu dapat di kisaran 40 derajat Celcius. Sebaliknya, temperatur pada malam hari bisa anjlok hingga di bawah 10 derajat Celcius. Belum lagi embusan angin kering yang cenderung tidak stop sepanjang hari.

Perbandingan lebih ekstrem terjadi antara musim panas dan musim dingin di sana. Selama musim panas, suhu udara pada siang hari di Arab Saudi bisa mencapai kisaran 55 derajat Celcius.

Suhu tinggi itu pun sering kali disertai angin kering dan debu yang berterbangan. Musim panas di sana umumnya dimulai pada tiap April hingga Agustus.

Sebaliknya, pada musim dingin temperatur udara bertengger di kisaran 20 derajat Celcius pada siang hari. Musim ini umumnya berlangsung antara Oktober hingga Januari, yang kerap kali kali diawali dengan angin kencang dan badai debu. Baca juga informasi seputar harga umroh 2018.

Pada hari-hari ini, setidaknya berdasarkan website laman www.accuweather.com, temperatur udara di Kota Makkah juga berkisar 20-30 derajat Celcius pada siang hari. Suhu udara terendah pada malam hari malahan terpantau masih di kisaran belasan derajat Celcius.

Kedua kisaran temperatur itu adalah rata-rata temperatur udara pada musim dingin di sana, antara lain merujuk kumpulan data pantauan situs web climate-data.org.

Melainkan, sebagian situasi ekstrem musim dingin tercatat pernah terjadi di Arab Saudi dan bahkan tanah suci dalam sebagian tahun terakhir. Suhu udara bahkan terpantau sempat jatuh hingga ke kisaran nol derajat Celcius.

Khusus di Makkah, hujan, angin dingin pesat, dan pun salju dilaporkan antara lain terjadi pada medio Januari 2016. Fenomena ini malahan sontak ramai menjadi perbincangan di media sosial.

Katakanlah temperatur udara musim dingin di Makkah pada tahun ini tak turun terlalu ekstrem, antisipasi konsisten sepatutnya disiapkan jemaah umrah yang segera berangkat dalam waktu dekat. Bagaimana bahkan tetap ada angin kering serta perbedaan temperatur drastis antara siang dan malam.

Sejumlah kiat seperti berikut ini bisa jadi beberapa panduan mempersiapkan diri para jemaah yang berziarah ke Mekah pada musim dingin.

1. Olahraga
Latihan fisik dapat menjadi penangkis pertama agar tubuh tetap prima menghadapi perubahan cuaca ekstrem, termasuk temperatur dingin. Persiapan ini sekaligus menolong lahiriah jemaah untuk melakukan rangkaian ritual umrah seperti tawaf dan sa'i, yang butuh banyak jalan kaki.

Sebaiknya olahraga rutin sudah dijalankan minimal tiga bulan sebelum keberangkatan. Salah satu latihan yang cukup gampang untuk rentang usia berapa pun yaitu jalan kaki 2-3 kilometer per hari. Kecuali berjalan kaki, berenang atau gym bisa jadi opsi olahraga untuk persiapan ibadah ini.

2. Asupan makanan
Semenjak jauh-jauh hari sebelum jadwal keberangkatan, atur asupan gizi harian. Tujuannya, menetapkan badan fit ketika berangkat dan melakukan ibadah umroh. Biasakan pula minum yang cukup.

Ketika di Tanah Suci, utamakan mengkonsumsi makanan dengan kandungan karbohidrat dan protein. Pilih saja misalnya roti gandum, nasi merah, kentang, dan biji-bijian.

Karbohidrat merupakan sumber kalori yang kapabel mewujudkan kekuatan bagi tubuh. Kecuali itu, zat ini juga berkhasiat sebagai pengisi ulang glikogen—cadangan kekuatan—dalam tubuh.

Adapun protein bisa didapat dari daging sapi, ayam, tempe, tahu, telor, susu, dan kacang-kacangan.

3. Baju
Dalam rangkaian perjalanan umrah, jemaah tidak tiap hari mengenakan ihram. Selama ihram, laki-laki cuma dibolehkan mengenakan dua lembar kain tidak berjahit.

Bagi laki-laki, ihram cuma semestinya diaplikasikan dikala melaksanakan ritual umrah. Biasanya, ihram laki-laki untuk umroh ialah pada hari-hari pertama tiba di tanah suci dari lokasi miqat yang sudah ditentukan serta ketika melakukan tawaf wada.

Adapun bagi jemaah perempuan, baju wajib menutup seluruh aurat. Tapi, sejumlah dalil menyebutkan larangan perempuan mengenakan penutup muka dan sarung tangan selama ihram atau ritual umrah.

Dengan seluruh ketentuan hal yang demikian, tidak perlu banyak pilihan baju untuk melaksanakan rangkaian ibadah umrah. Jemaah cukup memilih bahan yang agak tebal untuk mengantisipasi cuaca ekstrem.

Meskipun demikian itu, pastikan bahan itu juga tetap meresap peluh dan terasa "teduh" untuk digunakan bersesak-sesakan dengan ribuan jemaah lain. Harus diingat, paket perjalanan umrah biasanya juga menyertakan kunjungan ke lokasi lain di luar tanah suci dan Masjidil Haram.

Untuk keperluan ini, jemaah dapat menyiapkan pula sejumlah baju yang nyaman dipakai selama perjalanan. Hangat, syal, kaus kaki, dan pakaian tebal, bisa disertakan di sini.

4. Obat-obatan
Komponen yang tak boleh terlewatkan sebelum berangkat umroh—apa malah musimnya—adalah obat-obatan pribadi. Ketika mengantisipasi cuaca ekstrem apalagi dingin, obat-obatan ini menjadi lebih penting lagi disiapkan.

Jangan segan pula berkonsultasi dengan dokter mengenai persiapan medis memasuki berangkat ke Tanah Suci. Catat, persiapan obat tidak hanya dibutuhkan para pengidap penyakit berat.

Siapkan juga pelembap, baik untuk bibir ataupun wajah, untuk mencegah kulit muka dan bibir mengelupas. Setali tiga uang, sertakan juga body lotion, untuk tujuan yang sama.