⠀⠀Median Quintrel, namaku. Untuk saat ini, kalian dapat memanggilku dengan nama itu. Aku bukan orang yang pandai berbicara atau mudah berbicara dengan banyak orang. Tolong maklumi untuk sikapku yang satu ini. Aku berasal dari sebuah desa tepat di bawah kaki Gunung Jiri, Korea Selatan. Lahir di tanggal 28 pada bulan Desember ketika salju sedang turun deras-derasnya. Semua orang memiliki rahasia dan Median tentu saja bukan nama asliku, haha. Ayahku seorang sersan, namanya cukup terkenal. Mungkin kalian bisa menemukan namaku di dalam dokumen para keluarga sersan. Gunung Jiri dipenuhi taman dan Ibuku adalah salah satu perangkai bunga di sana. Namun, ini bukan cerita mereka. Toh, mereka sudah tiada. Sebab, kini yang tersisa hanyalah dirinya, sang pendosa.
“ANAKKU, BAGAIMANA BISA KAU MENJADI PENDOSA?”
⠀Semua berawal ketika aku masih berusia sepuluh. Sebelum dilanjutkan, apa kalian punya satu orang yang kalian banggakan? Aku memilikinya. Tentu saja itu adalah ayahku. Ayahku orang yang berwibawa, pekerjaan yang mulia, sersan dua tentara jabatannya. Namun, aku yang saat itu berusia sepuluh tidak tahu atas alasan apa yang membuat ayah memberhentikan diri dan memilih untuk membangun kuil di tanah kosong dekat taman bunga. “Dunia sedang dalam bahaya, dunia sedang tidak baik-baik saja.” Begitu kata Ayah ketika aku bertanya mengapa kami hidup jauh dari keramaian dan diriku yang seolah-olah dikucilkan. Namun, aku yang masih kecil ini tidak tahu apa-apa, aku malah senang-senang saja diajarkan menombak di laut, mendaki gunung dan menembak babi di hutan untuk kami bawa pulang. Ayah bilang tanpa bersekolah pun aku adalah anak yang cerdas dan cepat tanggap.
⠀Silih tahun berganti, aku masih bertanya-tanya mengapa kami semua harus hidup sembunyi-sembunyi. Ayah tertawa dan berkata jika ia menyayangiku sebagaimana semestinya. Aku percaya, aku selalu percaya pada semua perkataan ayah. Percaya, sebelum banyaknya polisi datang membawa ayah secara paksa ketika kami sedang berdoa. Mereka bilang, tentara yang satu ini sudah membunuh tiga rekannya dan bersembunyi.
⠀BAJINGAN! Ayah yang selama ini aku bangga-banggakan ternyata adalah seorang pembohong dan pembunuh keji. Apa ini juga alasan mengapa diriku dikucili? Ayah dijatuhkan hukuman mati, dan Ibu hampir membakar tubuhnya sendiri. Ibu menjadi gila mendengar kematian ayah yang tidak terduga. Di tengah kekacauan keluarga kami, datang seseorang yang mengaku adalah teman dekat ayah, mengenalkan diri atas nama Alexander. Alexander berkata lebih baik Ibu dirawat ke dalam rumah sakit jiwa dan aku ikut dengannya sebagai bayaran untuk seluruh perawatan dan hutang-hutang ayah yang entah sejak kapan menumpuk. Aku yang masih remaja dan tidak memiliki siapa-siapa lagi tentu saja menuruti. Bodoh, bodoh, bodoh sekali karena meninggalkan ibu sendiri. Namun, demi keselamatan Ibu ... Aku tidak memiliki pilihan lagi.
⠀Sialnya, sialnya, SIALNYA, sejak hari itu aku dimanfaatkan. Alexander berkata jika aku; anak sersan memiliki potensi; menjadikanku seorang budak kriminal yang hidup di lingkungan tidak kalah keji. Dikelilingi alkohol dan senjata tajam. Mau tidak mau aku ikut mengonsumsi jika tidak mau mati, mereka bilang. Dan lihat? Benar, saat ini aku mengalami gangguan alkoholisme. Lucu sekali.
⠀Bertahun-tahun aku bekerja di bawah sindikat Alexander. Aku yang dulu hanya membunuh babi kini membunuh manusia dengan tanganku sendiri. Wah, ayahku pasti bangga melihat anak semata wayangnya dapat memangsa layaknya serigala. Aku pikir semuanya sudah berakhir ketika semua hutang ayah terlunasi, sampai aku mendengar kabar bahwa ternyata Ibu memilih gantung diri. Lantas, untuk apa aku bekerja keras membunuh banyak kepala selama ini? Semua sudah tidak ada artinya lagi.
Aku ingin berhenti, tetapi sebelum aku benar-benar pergi, Alexander berkata jika keluargaku sudah dijebak oleh seseorang; Ayah tidak bersalah, Ibu tidak gantung diri, dan diriku adalah santapan mereka di akhir nanti.
SAMPAH. BAJINGAN. KEJAHATAN DIBALAS KEJAHATAN. DARAH DIBALAS DARAH.
SAMPAI MATI AKAN AKU CARI.
Mendidih, darahku selalu mendidih. Hidupku jadi seperti ini, kacau balau tidak disadari. Tanganku sudah terlanjur kotor, mau disucikan dengan air suci gereja atau kembang banyak rupa pun tidak akan cukup. Pendosa, ia tetaplah pendosa.
● ● ● ●
PELENGKAP KURIOSITAS:
- Memiliki tubuh yang cukup tinggi: 181cm. Berat badan tidak diketahui, ditimbang nanti.
- Lahir di Hadong, Korea Selatan. Dengan nama Seo Minji. Nama disembunyikan.
- Quintrel adalah nama yang diberikan Alexander padanya.
- Pembunuh bayaran. Dia hanya membunuh ketika diminta. Masih sedikit waras. Sisa pekerjaan sangat beragam, asal dapat uang dan tidak mencuri. Mungkin.
- Sangat suka makan-makanan manis.
- Pecandu alkohol tingkat tinggi; sudah dalam tahap mengidap gangguan. Kata dokter.
Informasi akan berubah sewaktu-waktu.